Review

Info
Studio : Visinema Pictures/Kaskus Networks
Genre : Comedy
Director : Sabrina Rochelle Kalangie
Producer : Nurita Anandia
Starring : Ari Irham, Nikita Willy, Rachel Amanda, Calvin Jeremy, Dimas Danang

Rabu, 06 Februari 2019 - 06:39:03 WIB
Flick Review : Terlalu Tampan
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 1864 kali


Merupakan debut pengarahan bagi Sabrina Rochelle Kalangie, yang bersama dengan Nurita Anandia juga bertugas sebagai penulis naskah bagi film ini, Terlalu Tampan berkisah mengenai seorang remaja bernama Mas Kulin (Ari Irham) yang sepanjang hidupnya lebih memilih untuk berada di dalam rumah akibat penampilan fisiknya yang terlalu tampan sehingga sering menyebabkan kekacauan bagi orang-orang di sekitarnya – bagi kaum perempuan, untuk tepatnya. Kondisi tersebut membuat kedua orangtua, Pak Archewe (Marcelino Lefrandt) dan Bu Suk (Iis Dahlia), serta kakak Mas Kulin, Mas Okis (Tarra Budiman), menjadi khawatir dengan perkembangan kepribadian Mas Kulin di masa yang akan datang. Pak Archewe, Bu Suk, dan Mas Okis kemudian menyusun sebuah rencana agar Mas Kulin mau melanjutkan pendidikannya di sekolah umum. Dan berhasil. Mas Kulin lantas bersekolah di sebuah sekolah umum layaknya para remaja lain dan, tentu saja, membuat banyak kaum hawa panik setiap kali melihat kehadirannya. Namun, di saat yang bersamaan, Mas Kulin mulai mengenal sosok seperti Kibo (Calvin Jeremy) dan Rere (Rachel Amanda) yang bersedia menjadi temannya tanpa pernah melihat bagaimana penampilan fisiknya. 

Terlalu Tampan bukanlah sebuah film komedi biasa. Diadaptasi dari komik daring berjudul Terlalu Tampan: Diary Orang Ganteng garapan Mas Okis dan SMS, Terlalu Tampan menjadi film pertama dari empat film yang direncanakan akan diproduksi oleh Visinema Pictures dengan naskah cerita diadaptasi dari komik daring rilisan LINE Webtoon. Namun, “ketidakbiasaan” Terlalu Tampan tidak berhenti disana. Layaknya formula cerita dan komedi komiknya yang memang menawarkan jalinan kisah bernuansa absurd serta bernada hiperbola, Terlalu Tampan juga menyajikan pengisahan yang serupa. Mungkin akan terasa sedikit aneh pada awalnya namun, dengan penggarahan kisah Kalangie dan Anandia yang efektif, guyonan-guyonan dalam jalan cerita Terlalu Tampan secara perlahan mampu menghasilkan kesan dan daya tariknya sendiri. Sukses dalam menghadirkan tawa yang kental bagi para penontonnya.

Terlalu Tampan tidak hanya berpaku pada elemen komedinya. Terlepas dari barisan guyonan dan penceritaan yang berkesan histerikal, tema keluarga, persahabatan, dan romansa remaja masih menjadi pondasi utama bagi bangunan kisah film ini. Fokus yang pada awalnya berpusat pada usaha dari karakter Mas Kulin untuk menyesuaikan diri di lingkungan barunya secara perlahan mulai bergeser menjadi kisah persahabatan antara dirinya dengan karakter Kibo – yang kemudian turut memberikan ruang besar bagi karakterisasi Kibo untuk berkembang dan memberikan warna baru bagi pengisahan Terlalu Tampan. Naskah cerita film ini lantas membiarkan kedua karakter tersebut untuk memberikan pengaruhnya masing-masing sekaligus kedinamisan pada penceritaan. Hal yang sama juga dapat dirasakan terjadi pada karakter-karakter pendukung lainnya yang, meskipun tidak mendapatkan penggalian kisah yang lebih luas dan mendalam, juga mampu membentuk ikatan emosional tersendiri kepada penonton dengan kisah-kisah mereka.

Kesuksesan narasi Terlalu Tampan juga mendapatkan dukungan solid dari penampilan para pemerannya. Sebagai sebuah satuan keluarga, Lefrandt, Dahlia, Budiman, dan Irham tampil dengan chemistry yang maksimal. Selain berhasil memberikan banyak momen-momen komedi yang sukses, chemistry tersebut menjadi modal kuat bagi karakter-karakter tersebut untuk menjadi sekumpulan karakter yang begitu mudah untuk tampil hangat dan mengikat perhatian penonton – terlepas dari berbagai ciri komikal yang tertera pada karakter mereka. Kalangie bahkan berhasil mengeksekusi adegan dialog antara karakter Bu Suk dengan Mas Kulin di akhir pengisahan yang terasa begitu emosional. Dialog tentang kehidupan dan arti dari tumbuh dewasa yang begitu menyentuh antara sosok orangtua dengan anaknya yang mungkin akan mengingatkan beberapa penonton dengan adegan yang sama emosionalnya dari Call Me by Your Name (Luca Guadagnino, 2017).

Sebagai pemeran utama sendiri, Irham memang masih sering terasa goyah pada penampilannya di beberapa adegan. Namun, beruntung, penampilannya tersebut kemudian mendapat sokongan dari penampilan Jeremy yang berperan sebagai sahabatnya. Karakter Irham yang awalnya tergambar sangat komikal pada awalnya secara perlahan mampu dibuat tampil membumi berkat kehadiran karakter Kibo yang diperankan Jeremy. Penampilan keduanya juga saling melengkapi satu sama lain ketika penampilan Irham membuat penonton mampu melihat daya tarik dari karakter Kibo sehubungan dengan kisah romansa yang kemudian melibatkan beberapa karakter lain dalam film ini. Para pemeran lain seperti Amanda, Nikita Willy, dan Dimas Danang juga memberikan kontribusi positif pada kualitas departemen akting film ini.

Seluruh keunggulan Terlalu Tampan harus diakui mampu menjadikan film ini menjadi sebuah sajian drama komedi yang begitu segar. Lapisan awalnya memang terasa menghadirkan guyonan-guyonan absurd dan bernilai “receh” namun secara perlahan naskah cerita film ini berhasil menyelami konflik dan karakter-karakternya dengan sangat baik. Pengarahan Kalangie juga layak diberikan kredit lebih. Kalangie berhasil menyajikan pengisahannya dengan ritme pengisahan yang sesuai baik bagi elemen komedi maupun drama. Tidak lupa, kualitas produksi film juga hadir begitu berkelas. Mulai dari desain produksi, tata rias dan kostum, sinematografi, hingga tata musik benar-benar mendukung film ini untuk menjadi sebuah film drama komedi yang ringan namun tetap akan mampu meninggalkan begitu banyak kesan.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.