Review

Info
Studio : Lakeshore Entertainment
Genre : Action, Drama, Thriller
Director : Pierre Morel
Producer : Gary Lucchesi, Tom Rosenberg, Richard S. Wright
Starring : Jennifer Garner, John Gallagher Jr., John Ortiz, Richard Cabral, Annie Ilonzeh

Rabu, 19 September 2018 - 08:58:00 WIB
Flick Review : Peppermint
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 1530 kali


Diarahkan oleh Pierre Morel (Taken, 2008) berdasarkan naskah cerita yang ditulis oleh Chad St. John (London Has Fallen, 2016), Peppermint memulai pengisahannya dengan sebuah tragedi ketika Riley North (Jennifer Garner) harus kehilangan suami, Chris North (Jeff Hephner), dan putri mereka, Carly (Cailey Fleming), setelah keduanya tewas terbunuh oleh gempuran tembakan dari sekelompok penjahat anggota kartel narkotika dan obat-obatan terlarang pimpinan Diego Garcia (Juan Pablo Raba). Tidak berhenti disana, akibat pengaruh Diego Garcia yang begitu besar, tidak seorang pun saksi yang mau membela Riley North dalam proses hukum untuk menangkap Diego Garcia beserta anggota organisasi kriminalnya. Pengadilan lantas memilih untuk menutup kasus tersebut dengan dasar kurangnya bukti maupun saksi yang dapat mendukung berlanjutnya proses hukum tersebut. Riley North tidak tinggal diam dan menyerah. Lima tahun semenjak kematian suami dan anaknya, Riley North mulai menyusun rencana untuk mendapatkan keadilan dari para penegak hukum yang dinilai telah meninggalkan dirinya dan, tentu saja, Diego Garcia dan kawanan kriminalnya yang telah menyengsarakan kehidupannya. 

Garner is fantastic on this! Mereka yang telah mengikuti perjalanan karir akting Garner pasti telah mengenal Garner sebagai sosok aktris yang mumpuni dalam peran-peran yang menuntutnya untuk melakukan berbagai adegan aksi berkat penampilan apiknya dalam serial televisi Alias (2001 – 2006) maupun melalui film-film sepertiDaredevil (Mark Steven Johnson, 2003) dan Elektra (Rob Bowman, 2005) sebelum akhirnya lebih dikenal sebagai aktris yang banyak membintangi film-film drama komedi dan keluarga. Garner menghidupkan karakter Riley North dengan sangat meyakinkan – mulai dari masa-masa dimana karakter ibu rumah tangga tersebut masih dapat menikmati kebahagiaan dengan keluarga kecilnya, momen dimana ia harus melalui tragedi yang menghancurkan dunianya, hingga saat dimana ia harus tampil tangguh secara fisik maupun mental dan berdiri sendiri guna menuntut balas atas kematian orang-orang yang ia sayangi. Tidak hanya Garner mampu menjadikan keberadaan karakter yang ia perankan terasa nyata, Garner juga sukses membawa penonton untuk tenggelam dalam berbagai perjalanan emosi yang harus dilalui karakternya. Garner adalah nyawa dalam presentasi Peppermint.

Penampilan fantastis Garner juga menjadi alasan terkuat mengapa film ini masih layak untuk disaksikan. Naskah cerita garapan St. John nyaris tidak memberikan ruang pengisahan yang cukup bagi setiap karakter maupun konflik yang hadir dalam linimasa penceritaan Peppermint untuk dapat berkembang dengan baik. Dalam banyak bagian, St. John sebenarnya melemparkan ide-ide cerita yang cukup menarik – mulai dari masalah ketimpangan hukum, perilaku para penegak hukum yang justru melemahkan keberadaan hukum itu sendiri, hingga peran media sosial yang begitu krusial dalam kehidupan era modern. Sayangnya, tidak satupun ide cerita tersebut kemudian berhasil diolah sehingga mampu menghadirkan struktur cerita yang kokoh. Begitu pula dengan kehadiran para karakter yang tampil silih berganti dalam konflik cerita namun tidak pernah mendapatkan porsi pengisahan yang matang untuk membuat kehadiran mereka menjadi lebih menarik maupun mengikat.

Well… kualitas penceritaan medioker dari St. John juga diiringi oleh kualitas pengarahan yang setara dari Morel. Seperti halnya Taken – yang berhasil membentuk ulang imej dan karir dari aktor Liam Neeson sebagai seorang bintang film-film aksi, Peppermint juga ditampilkan dengan pengisahan yang memiliki ritme cepat, fokus yang solid pada sang karakter utama dan berbagai adegan aksi yang dijalankannya, serta tidak banyak penggalian pada sisi penceritaan lain. Mereka yang datang untuk menikmati sajian elemen aksi dari penceritaan Peppermint jelas tidak akan dikecewakan oleh eksekusi Morel yang tergarap cukup meyakinkan. Sebuah revenge thrillerdengan kualitas standar dan jauh dari kesan istimewa. Namun jelas masih mampu menjadi sajian aksi yang menghibur. 

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.