Review

Info
Studio : Marvel Studios
Genre : Action, Adventure, Sci-Fi
Director : Peyton Reed
Producer : Kevin Feige, Stephen Broussard
Starring : Paul Rudd, Evangeline Lilly, Michael Peña, Michael Douglas, Michelle Pfeiffer

Kamis, 05 Juli 2018 - 21:57:31 WIB
Flick Review : Ant-Man and the Wasp
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 1981 kali


Seperti ukuran tubuhnya, keberadaan Ant-Man (Peyton Reed, 2015) dalam semesta penceritaan film-film Marvel memang seringkali terasa seperti sajian selingan yang dihadirkan guna mengisi keberadaan waktu renggang. Tidak pernah benar-benar menjadi menu utama maupun ditempatkan pada garda terdepan barisan seri film Marvel Cinematic Universe. Beruntung, Reed – dengan bantuan naskah cerita apik yang digarap oleh Edgar Wright, Joe Cornish, Adam McKay, dan bintang utama film ini, Paul Rudd – mampu memberikan pengarahan yang begitu bertenaga. Pemberian fokus pada sisi komedi yang lebih besar jika dibandingkan dengan film-film Marvel Cinematic Universe lainnya juga menjadikan Ant-Man terasa sebagai sebuah sentuhan manis yang menyegarkan. Keikutsertaan karakter Scott Lang/Ant-Man (Rudd) dalam Captain America: Civil War (Anthony Russo, Joe Russo, 2016) juga kemudian semakin memantapkan posisi karakter pahlawan super berukuran mini tersebut dalam jajaran pahlawan super milik Marvel Studios – meskipun jelas masih berada cukup jauh untuk mencapai posisi yang ditempati karakter-karakter seperti Captain America, Iron Man, atau bahkan Thor dan Hulk.

Kesuksesan pengarahan Reed dalam Ant-Man – yang juga diikuti oleh kesuksesan komersial film tersebut selama masa rilisnya di seluruh dunia, kini dilanjutkan lewat Ant-Man and the Wasp. Reed kembali menduduki kursi penyutradaraan bersama dengan Rudd yang masih tampil untuk memerankan karakter Scott Lang/Ant-Man sekaligus kembali menjadi penulis naskah film – meskipun kali ini ia bekerja dengan sekelompok penulis naskah cerita yang berbeda: Chris McKenna (Jumanji: Welcome to the Jungle, 2017), Erik Sommers (Spider-Man: Homecoming, 2017), Andrew Barrer, dan Gabriel Ferrari. Well… harus diakui bahwa Ant-Man and the Wasp adalah sebuah sajian ringan yang cukup menyenangkan untuk disaksikan, khususnya setelah deretan tragedi yang dihadirkan Avengers: Infinity War arahan Anthony Russo dan Joe Russo yang dirilis beberapa bulan yang lalu. Sayangnya, sekali lagi, dengan pengembangan plot dan karakter yang (terlalu) minimalis, sulit untuk benar-benar menganggap serius keberadaan Ant-Man dan meningkatkan statusnya sebagai pemain besar dalam liga pahlawan super Marvel.

Melanjutkan pengisahan yang telah diceritakan pada Captain America: Civil War, Scott Lang kini hampir menyelesaikan masa tahanan rumahnya selama dua tahun sementara kedua rekannya, Hope van Dyne (Evangeline Lilly) dan Hank Pym (Michael Douglas), berada dalam persembunyian setelah pihak kepolisian terus memburu keberadaan mereka. Scott Lang akhirnya kembali bertemu dengan Hope van Dyne dan Hank Pym setelah dirinya menghubungi Hank Pym dan bercerita tentang kehadiran sosok istri Hank Pym yang telah lama hilang, Janet van Dyne (Michelle Pfeiffer), di dalam mimpinya. Mimpi itu sendiri diartikan pasangan ayah dan anak tersebut sebagai bukti bahwa Janet van Dyne masih hidup dan berharap agar Hope van Dyne dan Hank Pym mengeluarkan dirinya dari dunia kuantum yang telah menjebaknya selama 30 tahun terakhir. Bukan sebuah persoalan mudah. Selain harus mengumpulkan berbagai material yang dibutuhkan untuk melewati quantum realm secara sembunyi-sembunyi dari kejaran polisi, Scott Lang, Hope van Dyne, dan Hank Pym juga harus menghadapi sejumlah pihak yang ternyata berniat untuk mencuri dan menggunakan berbagai penemuan mereka mengenai quantum realm.

Dengan kesuksesan yang berhasil diraih Ant-Man – dan sejumlah nama yang ditugaskan untuk menuliskan naskah cerita film ini, cukup mengherankan untuk melihat kualitas penceritaan Ant-Man and the Wasp yang terasa terlalu terpaku pada pola pengisahan yang telah diterapkan oleh film sebelumnya dan tidak pernah berusaha untuk memberikan pengisahan yang lebih kompleks maupun mendalam. Ant-Man and the Wasp bahkan melakukan reka ulang dari adegan lip dub pada dialog yang disampaikan oleh karakter Luis (Michael Peña) yang dahulu tampil begitu cerdas pada Ant-Man namun jelas terasa sebagai sebuah pengulangan yang tidak perlu ketika disajikan kembali dalam film ini. Bukan berarti bahwa Ant-Man and the Wasp adalah sebuah presentasi yang buruk. Film ini masih mampu tampil menyenangkan dengan banyak sentuhan elemen komedinya. Arahan Reed yang kembali menyajikan Ant-Man and the Wasp dalam ritme pengisahan yang cepat dan menggarap deretan adegan aksi dalam film ini dengan apik juga berhasil menyediakan banyak momen yang bekerja efektif.

Namun, lebih dari itu, Ant-Man and the Wasp tidak terlalu mampu untuk hadir dengan kesan yang lebih istimewa. Karakter-karakter antagonis dalam film ini mungkin merupakan karakter-karakter antagonis paling lemah yang pernah ditampilkan dalam seri film Marvel Cinematic Universe. Karakter-karakter antagonis tersebut digambarkan hadir dengan motif yang terlalu klise dan lantas dikembangkan dengan begitu dangkal. Konflik yang mewarnai film ini juga seringkali membuat film ini terasa bagaikan sebuah film keluarga buatan Walt Disney Studios daripada sebuah film pahlawan super garapan Marvel. Dapat dinikmati – walau berpotensi untuk tampil bercerita secara monoton an membosankan – namun jelas akan mudah dilupakan begitu saja.

Departemen akting film ini memang menjadi kekuatan utama bagi kualitas pengisahan Ant-Man and the Wasp. Kharisma Rudd, tentu saja, benar-benar membuat karakter Scott Lang/Ant-Man yang ia perankan menjadi begitu mempesona dan mudah untuk disukai – bahkan ketika alur pengisahan karakternya kerap kali terkesampingkan oleh alur kisah keluarga dari karakter Hank Pym, Janet van Dyne, dan Hope van Dyne. Lilly, Douglas, dan Peña juga kembali menghadirkan penampilan prima mereka bagi film ini. Penampilan dari Hannah John-Kamen, Laurence Fishburne, dan Randall Park turut menambah warna penceritaan Ant-Man and the Wasp. Namun, jelas penampilan Pfeiffer yang mencuri perhatian pada banyak bagian penceritaan film. Penampilan Pfeiffer memang hadir dalam kapasitas yang tidak terlalu besar. Meskipun begitu, dengan kemampuan aktingnya, Pfeiffer akan berhasil membuat banyak penonton mengharapkan porsi pengisahan yang lebih besar bagi karakter yang diperankan Pfeiffer di masa yang akan datang.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.