Review

Info
Studio : Warner Bros. Pictures
Genre : Horror, Mystery, Thriller
Director : David F. Sandberg
Producer : Peter Safran, James Wan
Starring : Stephanie Sigman, Talitha Bateman, Lulu Wilson, Anthony LaPaglia, Miranda Otto

Kamis, 10 Agustus 2017 - 23:48:24 WIB
Flick Review : Annabelle: Creation
Review oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 2143 kali


Tepat setahun lalu David F. Sandberg sukses mencuri perhatian berkat Lights Out yang diangkat dari film horor pendek karyanya sendiri. Kini ia diemban tugas untuk melanjutkan eksistensi seri Annabelle, spin-off pertama dari The Conjuring, melalui sebuah prekuel yang diberi judul Annabelle: Creation.

Meski sukses besar, sejujurnya Annabelle (2015) adalah sebuah film horor dengan gaya bertutur buruk. Oleh karenanya, tugas Sandberg cukup berat untuk mengangkat seri ini dari “keterpurukan”. Namun Lights Out sudah membuktikan jika Sandberg memang memiliki bakat dalam mengarahkan film horor. Ia mengerti tentang ritme, tensi dan atmosfir. Dan semua itu kembali dibeberkannya dalam Annabelle: Creation (selanjutnya Creation saja).

Film berkisah tentang seorang pembuat mainan bernama Samuel Mullins (Anthony LaPaglia) dan istrinya, Esther (Miranda Otto), yang harus kehilangan putri kecil mereka untuk selamanya akibat sebuah kecelakaan. Annabelle atau Bee (Samara Lee, konon namanya diambil dari tokoh hantu The Ring). Selang 12 tahun kemudian, rumah mereka kedatangan serombongan anak panti asuhan di bawah asuhan suster Charlotte (Stephanie Sigman, Miss Bala).

Di antara 6 anak yatim piatu tersebut adalah sepasang sahabat, Linda (Lulu Wilson, Ouija : Origin of Evil) dan gadis cilik berkaki cacat karena polio, Janice (Talitha Bateman, The 5th Wave). Janice kemudian menemukan sebuah boneka misterius yang tersimpan di sudut rumah. Dan dari sinilah teror dimulai.

Menyaksikan film-film sebelumnya memang memberi nilai tambah sebelum menonton, namun Creation tetap bisa dinikmati secara mandiri. Walau mungkin awalnya ada rasa ragu mengapa sang boneka setan Annabelle lagi-lagi memerlukan sebuah cerita asal muasalnya.

Namun naskah tulisan Gary Dauberman lumayan meyakinkan hadir sebagai pengantar tanpa terasa terlalu mengada-ada dan mulus menyambung dengan Annabelle, terlepas dari kebingungan sebenarnya mana sekuel, mana prekuel.

Berbicara tentang dinikmati, filmnya memang renyah untuk disimak. Dari segi intensitas, ketegangan dan keseraman, Creation sangat jauh lebih baik dibandingkan Annabelle. Ibarat menaiki wahana roller coasterCreation dipastikan akan menjadi pengalaman horor mendebarkan dan membuat penonton awam konsisten menjerit di nyaris sepanjang durasi.

Seperti disebutkan di atas, Sandberg mengerti tentang menangani ritme, tensi dan atmosfir dalam sebuah film horor. Mengedepankan suspensi, Sandberg mencoba menghadirkan sisi antisipasi untuk memancing keseraman, ketimbang jump scares konyol. Pendekatan ala film horor lawas memberi nilai lebih tersendiri dalam mengangkat nuansa keseramannya.

Sayangnya plot tidak memiliki perkembangan signifikan. Layaknya roller coaster tadi, ia melaju kencang tapi tidak memberi jeda untuk memberi ruang bagi cerita atau karakternya untuk berkembang atau menjadi lebih baik lagi.

Creation hanya mengejar sensasi kengerian tapi terlupa menghadirkan cerita solid. Berbeda dengan The Haunting atau The Shining yang disebutkan Sandberg sebagai inspirasinya untuk Creation, sisi psikologis termarginalisasi karena film lebih ingin menakuti-nakuti penontonnya. Baiklah. Kalau melihat arketipe-nya, mungkin lebih tepat jika disebutkan Creation mirip wahana rumah hantu ketimbang roller coasteralih-alih film horor utuh.

Oleh karenanya, nyaris di sebagian besar durasi, plot seolah tak bergerak kemana-mana, karena melulu diisi serbuan horor saling susul menyusul. Di paruh awal, ide-ide Creation dalam menghadirkan kengerian cukup segar, sehingga tidak terasa membosankan.

Menjadi ganjalan saat menjelang akhir Creation seperti kehilangan amunisi dalam menakuti-nakuti, sehingga mulai mengandalkan scare tactics klise dan tertebak. Bahkan ada satu adegan sangat mengingatkan akan Lights Out (meski pengulangan ini bisa jadi sekedar tribut). Rasa seram yang awalnya sudah dibangun baik menjadi terkikis.

Saat teror berkelanjutan, Sandberg kemudian menyadari jika film harus segera menemui klimaksnya. Seolah-olah ia tiba-tiba menginjak rem, film pun terasa diakhiri dengan mendadak. Bagaimana roh jahat bisa masuk ke dalam boneka Annabelle hadir melalui perantaraan eksposisi verbal ketimbang visual, yang mau tidak mau harus dilakukan, karena jika tidak filmnya akan lebih panjang lagi.

Meski begitu, terlepas dari kekurangannya, Creation tetap menarik untuk disimak. Sama halnya dengan Mike Flanagan yang mampu mengangkat seri Ouija menjadi lebih baik berkat Origin of Evil (2016), David F. Sandberg pun berhasil menjadikan Annabelle: Creation beberapa tingkat lebih baik dari pendahulunya yang buruk. Hanya saja, semoga susulan berikutnya (jika ada), bisa menjadi lebih baik lagi dan menjadikan Annabelle sebagai franchise horor yang berkelas.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.