Review

Info
Studio : MNC Pictures
Genre : Comedy, Drama, Romance
Director : Hadrah Daeng Ratu
Producer : Ferry ‘Garink’ Ardiyan
Starring : Ge Pamungkas, Pamela Bowie, Reza Nangin, Ibob Tarigan, Steve Pattinama, Martin Anugrah

Senin, 07 Agustus 2017 - 16:20:12 WIB
Flick Review : Mars Met Venus (Part Cowo)
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2338 kali


Jika Mars Met Venus (Part Cewe) mengisahkan tentang lika-liku sebuah hubungan romansa dari sudut pandang karakter wanitanya maka Mars Met Venus (Part Cowo), tentu saja, menyajikan kisah romansa tersebut dari kacamata sang karakter pria. Jalan cerita filmnya sendiri tidak mengalami banyak perubahan: Kelvin (Ge Pamungkas) berencana untuk menikahi wanita yang telah menjadi kekasihnya selama lima tahun terakhir, Mila (Pamela Bowie). Untuk mendukung rencananya tersebut, Kelvin kemudian meminta Lukman (Lukman Sardi) untuk membantunya membuat video blog yang merekam komentar, kesan maupun kenangan yang dirasakan Mila maupun dirinya selama menjalin hubungan romansa tersebut. Dengan subjudul Part Cowo, film kedua Mars Met Venusini berisi lebih banyak penceritaan dari sudut pandang karakter Kelvin sekaligus karakter-karakter yang berada di sekitarnya seperti Reza (Reza Nangin), Bobby (Ibob Tarigan), Martin (Martin Anugrah), dan Steve (Steve Pattinama).

Disutradarai oleh seorang wanita, Hadrah Daeng Ratu, berdasarkan naskah cerita yang juga ditulis oleh seorang wanita, Nataya Bagya, Mars Met Venus justru terasa lebih dinamis berkisah dalam Part Cowo-nya. Pencapaian tersebut berhasil didapat Ratu dan Bagya dengan meminimalisir kehadiran karakter-karakter wanita dalam jalan penceritaan Mars Met Venus (Part Cowo) – yang harus diakui hadir dengan gambaran yang begitu stereotipikal (dan cenderung mengganggu) sejak Mars Met Venus (Part Cewe). Di saat yang bersamaan, meminimalisir kehadiran karakter Mila dan karakter-karakter wanita lainnya justru membuat Mars Met Venus (Part Cowo)terasa mengalami ketimpangan dalam bercerita sehingga terasa kurang efektif sebagai sebuah film yang berdiri sendiri. Jelas, Mars Met Venus akan mampu tampil bercerita dengan lebih kuat jika disajikan secara utuh tanpa adanya pemisahan sudut pandang penceritaan dari karakter pria maupun karakter wanitanya.

Berbeda dengan Mars Met Venus (Part Cewe) yang jalan ceritanya lebih berfokus pada hubungan asmara antara karakter Kelvin dan Mila, Mars Met Venus (Part Cowo) terasa lebih leluasa dalam menjangkau bahasan-bahasan lain dalam adegan-adegan penceritaannya. Film ini mampu mengeksplorasi hubungan persahabatan yang terjalin antara Kelvin dan teman-temannya – yang seringkali memberikan sentuhan komedi yang cukup kuat pada jalan cerita film. Karakter Kelvin bahkan berhasil dikembangkan dengan memberikan pendalaman cerita mengenai latar belakang keluarganya. Ditambah dengan pengembangan kisah romansa antara karakter Kelvin dan Mila yang telah dipaparkan dalam film sebelumnya, Mars Met Venus (Part Cowo) sukses menyajikan lapisan emosi yang sebelumnya kurang berhasil dijangkau oleh Mars Met Venus (Part Cewe).

Seperti yang disajikan dalam Mars Met Venus (Part Cewe)chemistryyang tercipta antara Pamungkas dan Bowie turut berperan meningkatkan intensitas penceritaan Mars Met Venus (Part Cowo) sekaligus membuat karakter yang mereka perankan menjadi begitu mudah untuk disukai. Penampilan Pamungkas bersama dengan para pemeran karakter sahabat-sahabatnya juga menjadi bagian yang sangat menyenangkan dari film ini. Tidak mengherankan, meskipun masih diliputi dengan beberapa kekurangan di banyak bagian penceritaannya, Mars Met Venus (Part Cowo) tampil dalam kapasitas penceritaan yang lebih superior daripada Mars Met Venus (Part Cewe)– meskipun keduanya jelas turut saling mendukung pengisahan satu dengan yang lain.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.