Review

Info
Studio : Offspring Entertainment/Summit Entertainment
Genre : Drama, Music, Romance
Director : Scott Speer
Producer : Eric Feig, Jennifer Gibgot, Adam Shankman, Patrick Wachsberger
Starring : Kathryn McCormick, Ryan Guzman, Adam Sevani, Misha Gabriel, Peter Gallagher

Minggu, 19 Agustus 2012 - 15:31:56 WIB
Flick Review : Step Up Revolution
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 3679 kali


Apakah sebuah tarian dapat mengubah cara pandang dunia terhadap satu permasalahan? Well… jika Anda hidup di dalam jalan cerita film yang merupakan instalasi keempat dari franchise Step Up yang diberi judul Step Up Revolution… sepertinya tidak ada hal yang tidak mungkin dilakukan. Disutradarai oleh Scott Speer yang menggantikan posisi John M. Chu yang kali ini hanya bertugas sebagai seorang produser, Step Up Revolution sama sekali tidak menawarkan sesuatu yang baru dalam jalan ceritanya. Sebuah hal yang sangat mudah ditebak, mengingat Step Up merupakan sebuah franchise yang sepertinya hanya berfokus untuk menghadirkan deretan adegan koreografi tari mengagumkan dalam jalan ceritanya daripada memikat penonton dengan jalan cerita, dialog maupun penampilan akting yang kuat. Namun… apakah kekuatan tersebut masih dapat diandalkan dalam seri keempat kali ini?

Seperti seri-seri sebelumnya, Step Up Revolution mengisahkan tentang pertemuan seorang pria tampan yang bertubuh atletis bernama Sean (Ryan Guzman) dengan seorang gadis cantik bernama Emily (Kathryn McCormick). Sean adalah seorang pemimpin kelompok tari flash mob – sebuah bentuk tarian berkelompok yang diadakan di sebuah lokasi dan biasanya berlangsung secara tiba-tiba – profesional. Ia dan kelompoknya yang menamakan diri mereka sebagai The MOB sedang berjuang untuk meraih popularitas lewat sebuah kontes yang diadakan via YouTube. Sementara itu, Emily adalah seorang puteri pengusaha sukses, William Anderson (Peter Gallagher), yang juga sedang berusaha menjadi seorang penari kontemporer profesional. Kecintaan keduanya atas dunia tarilah yang kemudian mempertemukan dan mendekatkan keduanya.

Konflik mulai muncul ketika perusahaan milik ayah Emily berniat untuk membeli dan menghancurkan daerah tempat tinggal Sean dan teman-temannya untuk kemudian dijadikan sebuah wilayah pusat bisnis. Tidak ingin mengecewakan Sean dan teman-temannya, Emily kemudian datang dengan sebuah ide agar flash mob yang dilakukan oleh The MOB lebih menonjolkan sebuah pesan sosial daripada hanya tarian belaka untuk membantu menggugah perhatian banyak orang agar lebih mempedulikan terhadap apa yang akan terjadi di wilayah mereka. Dan mereka berhasil! Dunia memperhatikan tarian The MOB dan menangkap pesan mereka untuk menyelamatkan lingkungan tersebut dari tangan para kapitalis. Tentu saja, permasalahan tidak akan berhenti di situ saja. Sebuah masalah kemudian kembali muncul yang akan membuat karakter Emily dan Sean sepertinya tidak akan menyatu, karakter Emily dan ayahnya saling beradu argumen, permasalahan dalam karir dan persahabatan mereka dan bla… bla… bla… hingga akhirnya sebuah tarian datang dan menyelesaikan sebuah masalah.

Yeahwell… setelah tiga seri terus menerus mempertahankan dominasi kekuatan penampilan koreografi tari daripada berusaha untuk memperbaiki departemen penulisan naskah cerita dan penampilan akting, jelas terlihat bahwa Step Up Revolution terasa sedikit menjemukan di banyak bagiannya. Dengan mata tertutup, penonton dapat dengan mudah menjelaskan apa yang terjadi pada para karakter yang hadir di dalam jalan cerita, konflik yang kemudian muncul sekaligus bagaimana mereka menyelesaikan permasalahan tersebut. Klise. Beberapa orang jelas akan berargumen bahwa franchise Step Up bukanlah sebuah seri film yang layak untuk ditanggapi secara serius. Murni hanya dihadirkan sebagai sebuah hiburan yang hadir melalui berbagai koreografi tari dahsyat yang disajikan di dalamnya. Yeah right… naskah cerita tetaplah adalah sebuah bagian penting dari sebuah presentasi film. Dan ketika naskah cerita sebuah film tampil sangat lemah, sebuah film dijamin akan terlihat begitu melelahkan seiring berjalannya durasi film, tidak peduli semanis apa polesan audio visual yang berusaha disajikan untuk menutupi kelemahan tersebut. Seperti yang terjadi pada film ini.

Dan kemudian ada departemen akting film yang… well… tampil sama lemahnya. Bahkan lebih lemah daripada kekuatan departemen akting seri Step Up ssebelumnya. Terlepas dari penampilan mereka yang atraktif, Ryan Guzman sama sekali tidak memiliki chemistry yang hangat dengan pasangan mainnya, Kathryn McCormick. Karakter-karakter lain yang dihadirkan di film ini cenderung hanya hadir sebagai pemanis kerumitan adegan belaka – termasuk Peter Gallagher, satu-satunya nama yang paling dikenal diantara jajaran pemeran film ini. Apakah mereka menghadirkan penampilan akting buruk? Mungkin saja. Namun penulisan karakter setiap tokoh di film ini jelas juga tidak membantu banyak ketika setiap karakter yang hadir hanya ditampilkan dalam kapasitas seadanya saja.

Mengandalkan tata koreografi tari? Well… penonton sepertinya telah melihat tata koreografi yang lebih baik dari apa yang ditampilkan dalam Step Up Revolution. Jangan salah. Tata koreografi yang disusun oleh koreografer-koreografer tari kelas dunia seperti Jamal Sims, Christopher Scott, Chuck Maldonado dan Travis Wall untuk film ini masih mampu tampil memikat – dan tetap menjadi satu-satunya kualitas utama film ini. Namun sama sekali tidak istimewa. Pemanfaatan teknologi 3D yang dahulu dapat hadir maksimal dalam Step Up 3D (2010) juga sangat jauh berkurang pada seri kali ini. Ditambah dengan kurangnya dukungan lagu-lagu yang lebih catchy dalam mengiringi setiap tampilan koreografi tari dalam film ini, Step Up Revolution jelas menunjukkan bahwa franchise Step Up benar-benar membutuhkan sebuah revolusi nyata agar mampu tetap bertahan.

Adalah sangat mudah untuk menempatkan Step Up Revolution sebagai bagian terlemah dari empat seri film yang berada dalam franchise Step Up. Kualitas penulisan naskah cerita film ini jelas tidak beranjak kemana-mana, bahkan cenderung semakin melemah. Hal yang sama jelas tercermin dari kualitas penampilan akting para jajaran pemerannya serta penampilan tata koreografi tari dalam film ini. Bukannya sama sekali kehilangan unsur menghiburnya, namun setelah beberapa kali dihadirkan unsur yang sama dan sama sekali tidak mengalami perkembangan, formula yang disajikan dalam franchise Step Up mulai terasa menjemukan. Sajian yang segera terlupakan beberapa menit setelah film ini habis masa tayangnya.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.