Review

Info
Studio : Magnet Releasing
Genre : Comedy, Sport
Director : Michael Dowse
Producer : Don Carmody, Ian Dimerman, David Gross, André Rouleau, Jesse Shapira
Starring : Seann William Scott, Liev Schreiber, Jay Baruchel, Marc-Andre Grondin, Alison Pill

Jumat, 06 April 2012 - 18:53:26 WIB
Flick Review : Goon
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 3265 kali


Walaupun Goon merupakan sebuah film komedi yang mengisahkan mengenai seorang pemain olahraga hoki yang berusaha untuk membuktikan bahwa dirinya adalah sosok yang memiliki arti walau sering dianggap remeh oleh orang lain – seperti kebanyakan tema-tema film olahraga lainnya – Anda mungkin sebaiknya menjauhkan imej film seri The Mighty Ducks (1992 – 1997) dari jalan pemikiran Anda. Tidak seperti The Mighty Ducks – yang mungkin merupakan film bertema olahraga hoki paling populer di dunia – Goon adalah sebuah film yang berisikan begitu banyak guyonan kasar, adegan bernuansa kekerasan dan, tentu saja, jauh dari kesan sebagai sebuah film yang dapat disaksikan oleh seluruh keluarga. Pun begitu, pengarahan Michael Dowse (Take Me Home Tonight, 2011) serta naskah cerita yang ditulis oleh Jay Baruchel dan Evan Goldberg berhasil membuat Goon tampil begitu menarik untuk diikuti.

Diadaptasi dari sebuah biografi berjudul Goon: The True Story of an Unlikely Journey into Minor League Hockey yang ditulis oleh Adam Frattasio dan Doug Smith, yang mengisahkan mengenai karir Smith sebagai seorang enforcer – posisi dalam olahraga hoki dimana pemainnya bertanggung jawab untuk melindungi para anggota timnya yang seringkali membuat mereka harus memukul atau berkelahi dengan para pemain tim lawan, Goon bercerita tentang Doug Glatt (Sean William Scott), seorang pria yang terlahir dengan kondisi fisik yang tangguh namun dengan kecerdasan yang tidak terlalu dapat dibanggakan. Kondisi tersebut membuat dirinya merasa diasingkan di keluarganya, dimana sang ayah (Eugene Levy) dan kakaknya (David Paetkau) berhasil meraih gelar doktoral. Doug merasa ia harus melakukan sesuatu yang dapat membuktikan keunggulan dirinya sekaligus mampu membuat keluarganya bangga kepadanya.

Kesempatan itu kemudian datang ketika Doug ditawari untuk menjadi enforcer di sebuah tim hoki lokal. Tentu saja, keunggulan fisik yang dimiliki oleh Doug, serta determinasinya yang kuat untuk selalu melindungi teman-teman satu timnya ketika sedang bertanding membuat nama Doug dengan mudah menjadi idola para penggemar tim hoki tersebut. Doug kemudian mendapat panggilan untuk membela sebuah tim hoki di liga minor Kanada, The Halifax Highlanders, sebuah tim kecil yang juga sedang berusaha untuk membuktikan keunggulan mereka. Walaupun pada awalnya Doug mendapatkan kesulitan untuk berbaur bersama para pemain tim senior, yang seringkali membuat permainan mereka menjadi kurang kompak, namun lama-kelamaan Doug dan para pemain The Halifax Highlanders mampu tampil semakin kompak dalam permainan mereka, dan mulai memenangkan setiap pertandingan yang ada.

Memang, seperti banyak film-film bernuansa olahraga lainnya, Goon masih menggunakan tema underdog yang berusaha untuk membuktikan keberadaan mereka terlepas dari segala tantangan yang ada. Namun, Jay Baruchel dan Evan Goldberg berhasil untuk memberikan sebuah sentuhan komedi dewasa pada Goon yang membuat jalan cerita film ini menjadi lebih menarik. Mengisi dialog-dialog filmnya dengan berbagai guyonan (sangat) kasar serta adegan-adegan bernuansa kekerasan yang seringkali melibatkan banyak pertumpahan darah, Goon mampu tampil realistis dalam menggambarkan kerasnya sebuah pertandingan hoki namun tetap tidak melepaskan sisi komikal yang berhasil muncul dalam setiap adegan maupun dialog komedi yang hadir dalam film ini.

Tidak hanya mengutamakan sisi kekerasan dan kejantanan dalam jalan ceritanya, Goon juga menyempatkan diri untuk menyentuh wilayah romansa lewat kisah cinta yang tersaji lewat hubungan yang terjalin antara karakter Doug Glatt dan karakter Eva (Alison Pill). Harus diakui, kisah cinta ini lebih sering terasa kurang mampu berkembang dengan baik dalam penceritaan Goon. Pun begitu, chemistry erat antara Sean William Scott dengan Pill mampu membuat kisah romansa mereka terasa begitu manis. Selain dari unsur romansa, beberapa bagian cerita juga gagal mendapatkan pengembangan berarti. Kisah hubungan karakter Doug Glatt dengan keluarganya hanya mampu disajikan sebagai penambah kompleksitas dari jalan cerita Goon. Begitu pula dengan kisah hubungan antar para pemain tim hoki The Halifax Highlanders, khususnya antara karakter Doug Glatt dengan rekan satu apartemennya, Xavier Laflamme (Marc-Andre Grondin). Kisah persahabatan yang terjalin terkesan hanya ditampilkan sebagai bumbu-bumbu cerita saja tanpa pernah terlihat mau berusaha untuk menjadikannya sebagai bagian kisah yang mampu membuat Goon tampil lebih menyentuh hati para penontonnya.

Sutradara Michael Dowse setidaknya berhasil mengarahkan pengisi jajaran departemen akting film ini dan mendapatkan penampilan terbaik mereka. Sean William Scott mampu tampil meyakinkan – walau sepertinya tidak akan ada seorangpun yang mampu melepas imej Steve Stifler dari dirinya. Begitu juga dengan jajaran pemeran pendukung film ini, mulai dari Alison Pill, Liev Schreiber, Eugene Levy hingga para pemeran lainnya yang mungkin memiliki wajah dan nama yang sama sekali belum familiar. Penulis naskah film ini, yang juga seorang aktor dan komedian, Jay Baruchel, juga turut berperan sebagai Pat, karakter yang digambarkan sebagai sahabat dari karakter Doug Glatt. Well… karakter Pat merupakan penyedia berbagai guyonan dan bahasa kasar terbesar dalam jalan cerita Goon. Karakterisasi Pat sendiri mungkin akan muncul sebagai sosok yang mengganggu bagi beberapa orang. Namun, harus diakui, Baruchel membuat karakter tersebut menjadi lebih hidup.

Pada kebanyakan bagian penceritaannya, Goon memang terkesan sebagai sebuah film kelas dua yang masih menggunakan tema (yang terlalu) familiar untuk penceritaan kisah bernuansa olahraganya. Namun, dengan jajaran guyonan yang kasar serta deretan adegan kekerasan yang tampil begitu vulgar, Michael Dowse mampu menggarap Goon menjadi sebuah komedi olahraga yang berhasil tampil menghibur. Penampilan dari jajaran departemen aktingnya yang solid juga semakin membuat Goon mampu bercerita dengan begitu kuat. Secara keseluruhan, dibalik tema dan penceritaan yang terkesan sebagai sebuah underdog, Goon mampu tampil mengejutkan dan berhasil memberikan kenikmatan bagi para penontonnya.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.