Review

Info
Studio : Sony Pictures Animation/Aardman Animations
Genre : Animation, Comedy, Drama
Director : Sarah Smith
Producer : Steve Pegram
Starring : James McAvoy, Hugh Laurie, Bill Nighy, Jim Broadbent, Imelda Staunton

Senin, 05 Desember 2011 - 20:01:11 WIB
Flick Review : Arthur Christmas
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2473 kali


Bahkan seorang Santa Claus tidak mampu menolak fakta bahwa kemajuan teknologi dapat membantu dalam kesehariannya… termasuk dalam tugas vitalnya untuk membagikan seluruh bingkisan yang ia miliki untuk para anak-anak yang telah berkelakuan baik selama satu tahun terakhir di seluruh penjuru dunia. Setidaknya begitulah yang digambarkan oleh Arthur Christmas. Berkat anaknya yang paling tua – dan kini sedang bersiap untuk menggantikan posisinya, Steve (Hugh Laurie), pria yang saat ini sedang menjabat posisi sebagai Santa Claus (Jim Broadbent) telah mengadopsi teknologi canggih yang mampu membuatnya dan sekelompok besar pembantunya untuk menghantarkan setiap bingkisan yang ia miliki kepada setiap anak di seluruh dunia dengan tepat waktu sebelum masa perayaan Natal dimulai. Namun, seiring dengan waktu, pemanfaatan teknologi tersebut membuat masa pembagian bingkisan-bingkisan tersebut menjadi kurang berkesan… dan hanya sekedar menjadi sebuah tugas dan kewajiban belaka. Kini, bagi sang Santa Claus sendiri, Natal tak lebih dari sekedar sebuah roda bisnis yang harus ia jalani.

Pun begitu, tidak seluruh anggota keluarga Santa Claus kehilangan semangat Natalnya. Setidaknya bagi anak termuda Santa Claus, Arthur (James McAvoy), semangat Natal tersebut masih sangat membara di dalam jiwanya. Hal itulah yang kemudian mendorong Arthur untuk menghantarkan langsung sebuah bingkisan Natal yang secara tidak sengaja tertinggal bagi seorang anak ketika kakak dan ayahnya telah menyatakan bahwa satu orang anak yang tidak menerima bingkisan Natal tidaklah begitu berarti ketika jutaan anak lainnya telah menerima bingkisan Natal mereka. Bersama kakeknya, Grandsanta (Bill Nighy) – yang selama ini masih menentang penggunaan teknologi dalam penghantaran berbagai bingkisan Natal, dan seorang peri bernama Bryony (Ashley Jensen), Arthur kemudian memulai petualangannya dalam menghantarkan bingkisan Natal yang tertinggal sebelum matahari terbit dan masa perayaan Natal akhirnya dimulai.

Hal terbaik tentang Arthur Christmas yang sekaligus menjadikannya sebagai salah satu film animasi terbaik untuk tahun ini adalah naskah cerita yang disusun oleh Peter Baynham dan Sarah Smith sama sekali tidak mengandalkan satu karakter saja dalam melaksanakan tugasnya untuk membawa jalan cerita film ini atau memberikan berbagai guyonan yang kemudian dapat menghasilkan hiburan pagi penonton Arthur Christmas. Tentu, Arthur merupakan karakter utama film ini yang semenjak awal telah menjadi fokus cerita. Namun, seiring dengan perjalanan durasi film, karakter-karakter lain mulai mengambil tugasnya dan diberikan porsi cerita tersendiri. Baynham dan Smith mampu membagi setiap porsi cerita dengan begitu baik sehingga tidak satupun karakter yang hadir terkesan hanyalah sebagai karakter minor yang tidak memiliki arti apapun di dalam jalan cerita.

Sebagai sebuah kesatuan, porsi cerita karakter-karakter tersebut kemudian membentuk sebuah intrik keluarga yang hangat. Mulai dari sibling rivalry, konflik antara ayah dan anak hingga berbagai permasalahan yang selalu menghiasi keseharian sebuah keluarga. Hebatnya, Arthur Christmas mampu menyajikan sajian kisah keluarga tersebut dengan begitu menyentuh. Kisah mengenai perbedaan jalan pemikiran antara dua generasi yang berbeda juga mampu dihadirkan sebagai penghias kisah yang sangat kuat. Tambahkan dengan lajunya kisah petualangan yang dialami oleh karakter Arthur, Grandsanta dan Bryony maka Anda akan mendapatkan salah satu naskah cerita film yang mampu hadir untuk menyenangkan setiap kalangan penontonnya.

Pun begitu, Arthur Christmas bukannya hadir tanpa cela. Beberapa bagian ceritanya memang terkesan ditampilkan terlalu panjang dan kurang memiliki esensi yang penting untuk dihadirkan. Karakter-karakter kurcaci yang dihadirkan – yang kadang terkesan seperti diciptakan untuk menjadi elemen penghibur tambahan a la para minions di Despicable Me (2010) – juga seringkali gagal melaksanakan tugasnya untuk menghibur dan justru sulit dibedakan antara satu dengan lainnya. Namun tetap saja, dengan elemen cerita yang kuat, Arthur Christmas akan tetap mampu menghibur penontonnya dengan baik. Penggunaan teknologi 3D juga berhasil membuat beberapa adegan menjadi lebih hidup dan tampil spektakuler.

Dari para jajaran pengisi suara, deretan aktor dan aktris pengisi suara karakter-karakter di Arthur Christmas mampu menjalankan tugas mereka dengan baik, dan mampu membuat setiap karakter yang hadir di film ini terasa begitu hidup. Jika harus memilih satu karakter suara yang begitu tampil standout jika dibandingkan yang lainnya, maka vokal Bill Nighy yang mengisisuarakan karakter Grandsanta jelas akan muncul sebagai pilihan utama. Nighy mampu mengisi jiwa petualangan Grandsanta dengan sangat baik, termasuk membuat karakter Grandsanta yang meledak-ledak menjadi tetap humanis dan jauh dari kesan menyebalkan ketika diikuti.

Keunggulan utama Arthur Christmas terletak pada penulisan naskahnya yang mampu menyeimbangkan kehadiran deretan komedi yang mampu menghibur dengan kehadiran kisah drama yang dapat menyentuh para penontonnya. Peter Baynham dan Sarah Smith juga mampu menghindarkan Arthur Christmas dari berbagai hal-hal klise yang banyak membuat film-film bertema Natal menjadi terkesan terlalu datar. Kombinasi antara kuatnya penulisan naskah, susunan karakter, kemampuan para deretan pengisi suara dan tampilan tata visual mengagumkan yang kemudian membuat  Arthur Christmas berhasil menjadi terasa begitu segar untuk dinikmati.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.